Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs Bio-Kristi

You are hereReformed / Abraham Kuyper

Abraham Kuyper


Abraham Kuyper lahir di perkampungan nelayan di Maassluis, Belanda pada tanggal 29 Oktober 1837. Ayahnya, J.F. Kuyper, yang adalah pendeta Hervormde Kerk, bukanlah seorang penganut liberal modernis maupun Reformed ortodoks.

Abraham Kuyper

Kuyper bersekolah di rumah sampai ayahnya mengambil pendidikan kependetaan di Leiden. Di Leiden pulalah Kuyper masih menghabiskan enam tahun lagi untuk pendidikannya. Setelah lulus pada tahun 1855, ia kuliah di Universitas Leiden, di mana dia dikelilingi oleh modernisme. Kuyper lulus dengan menyandang gelar sarjana sastra pada tahun 1857 dan sarjana filosofi pada tahun 1858.

Kemudian, Kuyper masuk ke Leiden Divinity School untuk belajar kependetaan. Sekali lagi, dia dikelilingi oleh modernisme. Setelah lulus, Kuyper berusaha meraih gelar doktor dan mendapatkannya pada Mei 1862. Namun, Ia jatuh sakit karena kelelahan. Perlu waktu delapan bulan untuk memulihkan diri. Setelah pulih, ia diangkat menjadi majelis di Hervormde Kerk di Beest pada tahun 1863.

Kuyper mulai beralih dari aliran modernisme ke aliran Reformed ortodoks pada tahun 1866. Dia menentang sistem hierarki dan peran raja pada Hervormde Kerk, serta berorasi untuk memisahkan gereja dan negara.

Pada tahun 1867, Kuyper pindah ke Utrecht dan ia diminta untuk melayani di sebuah gereja yang paling terkemuka di Amsterdam pada tahun 1870. (Sebagai catatan, Hervormde Kerk menggunakan sistem yang menyerupai sistem yang digunakan pada universitas. Jadi, semua jemaat di seluruh kota menjadi bagian dari gereja tersebut. Ada 140.000 anggota jemaat, 136 majelis, dan 28 pendeta di seluruh kota Amsterdam saat itu.) Untuk pertama kalinya setelah bertahun-tahun, ajaran Reformed dikumandangkan di Hervormde Kerk, Amsterdam.

Pada tahun 1871, Kuyper mulai menulis De Heraut (The Herald). Setahun kemudian, ia juga memulai surat kabarnya sendiri, De Standaard (The Standard). Pada tahun 1873, ia mencalonkan diri sebagai anggota parlemen, tapi upayanya ini tidak berhasil. Ia baru terpilih sebagai anggota parlemen pada tahun 1874. Karena itu, Kuyper memaksakan dirinya lagi sehingga dia terpaksa mengundurkan diri untuk memulihkan kesehatan mentalnya.

Kuyper mendukung penyamarataan dana untuk sekolah negeri dan agama, sebuah aksi yang menyebabkan terbentuknya Partai Anti-Revolusioner (Anti-Revolutionary Party) pada tahun 1879. Dan pada tahun 1880, ia mendirikan Free University di Amsterdam, universitas Kristen berbasis prinsip-prinsip Reformed. Di universitas itu, dia menjabat sebagai profesor teologi.

DOLEANTIE

Sumbangan teologis Kuyper yang paling besar adalah doktrin anugerah bagi umat manusia (common grace) yang mengajarkan bahwa Allah telah bermurah hati untuk mengendalikan kuasa dosa dalam dunia kita yang sudah rusak ini sehingga dunia kita tidak mungkin menjadi dunia yang terburuk yang mungkin terjadi.

FacebookTwitterWhatsAppTelegram

Kuyper juga memimpin pemisahan diri dari Nederlandse Hervormde Kerk (NHK) pada tahun 1886. Dolerenden (yang bersedih hati) meratapi hilangnya keunikan Reformed dalam tubuh NHK, yang tidak lagi membutuhkan kehadiran majelis dalam setiap pengambilan keputusan yang berhubungan dengan norma-norma Reformed.

Kuyper dan gereja Amsterdam bersikeras bahwa para majelis dan jemaat gereja harus mengacu kepada pengakuan Reformed. Hal ini mengakibatkan munculnya sejumlah kubu (classis). Akibatnya, Kuyper bersama sekitar delapan puluh anggota jemaat Amsterdam diskors dari gereja pada Desember 1885. Keputusan tersebut ditetapkan melalui rapat sinode provinsi pada 1 Juli 1886.

Tidak terima diskors, Kuyper berkhotbah di hadapan para pendukungnya di sebuah auditorium pada hari Minggu, 11 Juli 1886. Karena kesedihan mereka atas keputusan NHK, kelompok itu menyebut diri mereka Doleantie (kaum yang bersedih hati).

Kelompok itu akhirnya menamakan diri mereka sebagai Nederduitsche Gereformerde Kerken. Pada tahun 1889, kelompok ini mempunyai lebih dari 200 jemaat, 180.000 anggota, dan sekitar 80 pendeta.

Pemisahan tersebut sebenarnya bukan satu-satunya keinginan mereka. Dolerenden juga berusaha berkoalisi dengan gereja-gereja Afscheiding, Christelijke Gereformeerde Kerken. Koalisi itu terbentuk pada tahun 1892 sehingga terbentuklah Gereformeerde Kerken di Belanda. (Seperti yang sering terjadi, beberapa gereja Afscheiding memisahkan diri dan membentuk kelompok mereka sendiri yang juga bernama Christelijke Gereformeerde Kerken.)

POLITIK

Kuyper kembali dipilih sebagai anggota parlemen pada tahun 1894. Ia memperluas model pemungutan suara dari satu suara tiap satu kepala keluarga (hak pilih sensus) menjadi satu suara tiap satu warga negara (hak pilih universal/umum). Hal ini memecah Anti-Revolutionary Party (ARP) menjadi dua kubu. Salah satunya membentuk Christian-Historical Union (CHU), partai yang menentang hak pilih universal.

Kuyper memimpin ARP sampai ia wafat pada tahun 1920. Pada kurun tertentu, ARP membentuk pemerintahan dengan Kuyper sebagai perdana menteri. Namun, setelah CHU terbentuk pada tahun 1901, kekuatan ARP memudar. Pada tahun 1905, partai tersebut menjadi partai oposisi.

Sekali lagi pada tahun 1912, Kuyper harus istirahat dari politik karena kesehatannya. Ia kembali aktif pada tahun 1913. Meskipun Belanda tidak memihak negara mana pun dalam Perang Dunia I, Kuyper memihak Jerman karena Inggris adalah musuh Belanda selama Perang Boer (1880--1881 dan 1899--1902).

Kuyper meninggal di Hague pada tanggal 8 November 1920.

Anugerah bagi Umat Manusia (Common Grace)

Kuyper mempunyai banyak profesi: pendeta, penerbit, filsuf, politikus, dan teolog. Pemikirannya sering kali orisinil. Ia mendukung presumptive regeneration, sebuah ide yang menyebutkan bahwa kita harus mengasumsikan kelahiran baru anak-anak berdasarkan pada keyakinan orang tuanya. Meskipun pemikiran tersebut sudah tidak dipercaya oleh orang banyak setelah zaman Kuyper, ajaran ini masih dipegang teguh oleh banyak tradisi Reformed.

Kuyper berkhotbah

Gagasan penting Kuyper lainnya adalah antitesis, jurang yang sangat lebar antara dunia yang jatuh dalam dosa dan gereja yang diselamatkan membuat orang-orang Kristen harus mempunyai partai politik, sistem sekolah, dan serikat kerja mereka sendiri.

Konsep ketiga, yang mungkin lebih filosofis daripada teologis, adalah "ruang lingkup kekuasaan" -- bahwa setiap bidang kehidupan mempunyai peraturannya masing-masing. Jadi, undang-undang yang mengatur sebuah negara seharusnya tidak mengatur agama -- atau sebaliknya. Adalah pekerjaan filsuf, ilmuwan, dan praktisioner untuk mengungkapkan peraturan-peraturan yang mengatur setiap bidang kehidupan. Gagasan ini nantinya akan lebih dikembangkan oleh Herman Dooyeweerd.

Sumbangan teologis Kuyper yang paling besar adalah doktrin anugerah bagi umat manusia (common grace) yang mengajarkan bahwa Allah telah bermurah hati untuk mengendalikan kuasa dosa dalam dunia kita yang sudah rusak ini sehingga dunia kita tidak mungkin menjadi dunia yang terburuk yang mungkin terjadi. Dengan kata lain, inilah anugerah yang menyelamatkan itu, satu-satunya yang menopang alam semesta dari kejatuhannya.

Mengingat tulisan ini hanya berupa biografi singkat, doktrin tersebut tentu tidak akan diuraikan lebih dalam lagi. (t/Dianpra)

 

Audio: Abraham Kuyper



 

Sumber:

Abraham Kuyper, Wikipedia

Abraham Kuyper: Dutch Calvinist, Portraits of Faithful Saints, Herman Hanko

Abraham Kuyper, Redeemer College

Abraham Kuyper: A Christian Worldview, McKendree R. Langley, Orthodox Presbyterian Church

Abraham Kuyper - Christian Cultural Activist, Gideon Strauss, The Big Picture

The Standard Bearer, Vol. 75; No. 2; October 15, 1998. Special Abraham Kuyper issue.




Diterjemahkan dari:
Judul asli artikel : Dr. Abraham Kuyper
Penulis : Dan Knight
Nama situs : Reformed.net
Alamat URL : reformed.net/

Komentar


Kunjungi Situs Paskah untuk memperoleh bahan Paskah


https://paskah.sabda.org

SABDA Live



Alkitab SABDA


Cari kata atau ayat:

Kamus SABDA


Media Sosial

 

Member login

Permohonan kata sandi baru