Misionaris
Hudson Taylor
Hudson Taylor dilahirkan di Yorkshire, Inggris, pada tahun 1832. Sejak masih kecil, ayahnya, James Taylor, telah menanamkan hati misi kepadanya. Setiap hari ayahnya yang adalah seorang ahli farmasi tersebut selalu membacakan dan menjelaskan ayat-ayat Alkitab kepada anaknya, bahkan ia menginginkan agar anaknya kelak menjadi seorang utusan Injil. Usaha ini ternyata tidaklah sia-sia, sebelum berumur 5 tahun, Hudson kecil sudah berkata, "Kalau saya dewasa, saya akan menjadi seorang utusan Injil dan pergi ke Tiongkok."
- Read more about Hudson Taylor
- Log in to post comments
Hyman Jedidiah Appleman
Hyman Jedidiah Appleman lahir pada tanggal 7 Januari 1902 di Mogilev, Belarusia; dan meninggal pada tanggal 29 Mei 1983 di Kansas, Missouri.
Pelayanan mantan penganut Yahudi ini begitu efektif, berdampak luas, dan produktif. Dia sebenarnya membantu memelopori perjalanan zaman modern bagi penginjilan massal, ketika pelayanannya dalam lingkup kota pada awal tahun 1940-an melecutkan antusiasme penginjilan yang sempat dilupakan sejak zaman Billy Sunday, Mordecai Ham, dan Bob Jones.
- Read more about Hyman Jedidiah Appleman
- Log in to post comments
Ingwer Ludwig Nommensen
Nommensen adalah seorang tokoh pengabar Injil berkebangsaan Jerman yang terkenal di Indonesia.
- Read more about Ingwer Ludwig Nommensen
- Log in to post comments
Ira D. Sankey
Ira Sankey, salah satu penduduk Lawrence County (semacam kabupaten) di Pennsylvania yang paling terkenal, dikenal di seluruh dunia sebagai seorang penyanyi, penginjil, dan penulis l
- Read more about Ira D. Sankey
- Log in to post comments
Jacob Gartenhaus
Jacob Gartenhaus terlahir sebagai orang Yahudi Ortodoks di Austria sebelum pergantian abad.
- Read more about Jacob Gartenhaus
- Log in to post comments
James O. Fraser -- Misionaris
"Saya dulu selalu berpikir bahwa doa harus menempati urutan pertama dan pengajaran pada urutan kedua. Sekarang saya merasa bahwa yang lebih benar adalah menempatkan doa pada urutan pertama, kedua, dan ketiga; sedangkan pengajaran pada urutan keempat."
- Read more about James O. Fraser -- Misionaris
- Log in to post comments
Jenderal Booth
Jenderal William Booth, salah satu pemimpin agama dan reformator terhebat, adalah pendiri sekaligus pemimpin organisasi Bala Keselamatan (bahasa Inggris: the Salvation Army).
Bala Keselamatan dikenal karena kedisiplinannya yang sangat ketat, standarnya yang sangat tinggi, dan metodenya yang sangat berat. Bala Keselamatan memberikan pengaruh dalam hal kedalaman hidup rohani pengikutnya. Bala Keselamatan lahir untuk memberikan visi yang baru kepada dunia -- visi yang lebih besar tentang bagaimana keselamatan iman dapat menuntun manusia hidup dalam kekudusan dan pelayanan. Bala Keselamatan juga memberi sebuah konsep kekristenan baru pada dunia; mereka tidak menghabiskan waktu untuk membahas pengakuan-pengakuan iman dan hal-hal yang teologis, tapi dengan melakukan tindakan nyata seperti memberi pakaian bagi mereka yang telanjang, memberi makan bagi mereka yang lapar, mengunjungi mereka yang sakit dan dipenjara, dan memenangkan jiwa bagi Kristus.
- Read more about Jenderal Booth
- Log in to post comments
Jim Elliot
Masa Kanak-Kanak
- Read more about Jim Elliot
- Log in to post comments
Johann G. Geissler
Johan Gottlob Geissler dilahirkan pada tanggal 18 Pebruari 1830 di Langen-Reichenbach (Jerman). Ayahnya seorang penjahit, anggota gereja Lutheri yang aktif, dan ia pun mengusahakan agar anak-anaknya mengenal sekolah. Pada waktu itu Johann baru berusia 14 tahun. Dalam buku hariannya dia mencatat: "Tetapi mengenai kehidupan rohani di dalam diri manusia dan mengenai kelahiran kembali, kita waktu itu belum mengerti".
- Read more about Johann G. Geissler
- Log in to post comments
Johanna Veenstra
Hal yang paling mencolok dari peranan wanita bujang dalam pelayanan misi ke luar negeri mungkin adalah profesi mereka [sebagai misionaris] itu sendiri. Hal ini juga berlaku untuk para pria. Namun berbeda dengan misionaris wanita, seorang [misionaris] pria harus unggul. Dia harus mencapai suatu prestasi dalam pelayanan misinya untuk bisa dianggap "pahlawan misionaris". Tapi seorang wanita, terutama wanita bujang, bisa menjadi "pahlawan [misionaris] wanita" hanya dengan berani menjadi pelopor misionaris asing. Itulah yang dialami oleh Johanna Veenstra yang merupakan wakil dari begitu banyak wanita bujang yang pergi ke luar negeri setelah pergantian abad [ke-20].
Johanna, yang berulang kali disebut oleh penulis biografi yang mengaguminya (Almarhum Henry Beets, Direktur Mission of the Christian Reformed Church) sebagai "pahlawan wanita", berubah dari seorang stenograf yang tidak dikenal menjadi seorang selebriti lokal (di Grand Rapids, Michigan, dan Paterson, New Jersey), tapi tidak ada yang luar biasa dalam pelayanan misinya. Walaupun demikian, hidupnya menjadi contoh dari pengorbanan dan harapan-harapan yang diletakkan di pundak "pahlawan-pahlawan iman wanita" lainnya.
- Read more about Johanna Veenstra
- Log in to post comments